Langsung ke konten utama

TAK ADA SEORANG PUN YANG BISA DZOLIM PADAMU





Semesta raya ini adalah sebentuk energi. Dalam keilmuan Fisika, energi itu tak akan pernah bisa berkurang maupun bertambah, namun energi hanyalah berubah bentuk.
Dalam ilmu fisika, hukum kekekalan energi menyatakan bahwa jumlah energi dari sebuah sistem tertutup itu tidak berubah, ia akan tetap sama. Energi tersebut tidak dapat diciptakan maupun dimusnahkan oleh manusia, namun ia dapat berubah dari satu bentuk energi ke bentuk energi lain.

Dalam KBBI tertulis
ener·gi /énérgi/ n Fis kemampuan untuk melakukan kerja (misalnya untuk energi listrik dan mekanika); daya (kekuatan) yang dapat digunakan untuk melakukan berbagai proses kegiatan, misalnya dapat merupakan bagian suatu bahan atau tidak terikat pada bahan (seperti sinar matahari); tenaga;

Sebagai contoh kekekalan energi adalah Kayu, kayu memiliki potensi energi kinestetik, seperti contoh bila dikeplakne ke sirahmu😝, akan terasa buanget kinestetiknya😌. Tapi jika dilakukan suatu proses dan berubah bentuk, maka kayu memiliki energi termal (panas) jika dibakar, misalnya. Lalu saat menjadi arang maka ada bentuk2 energi lain yang dia simpan. Itulah hukum semesta, bahasa yang sering kita dengar adalah SUNNATULLAH.

Pun begitu dengan manusia, manusia dan semua yang berhubungan dengannya adalah sebentuk energi yang kekal, tetap, dan sebenarnya "cenderung sama". Energi terkadang tak harus bisa dirasakan dg panca indera. Energi potensial dari setiap individu itu memang cenderung sama. Setiap orang memiliki potensi yang sama namun kenapa secara kasat mata dan bisa dirasakan panca indera, kita melihat banyak ragam dan ketidak samaan di dunia ini? Hal ini hanya dikarenakan kita tak menggunakan energi potensial kita semaksimal yang digunakan oleh orang yang "terlihat" lebih dari kita.

Dalam suatu Hadits Rosululloh SAW bersabda
يَا أَيُّهَا النَّاسُ، أَلَا إِنَّ رَبَّكُمْ وَاحِدٌ، وَإِنَّ أَبَاكُمْ وَاحِدٌ، أَلَا لَا فَضْلَ لِعَرَبِيٍّ عَلَى أَعْجَمِيٍّ، وَلَا لِعَجَمِيٍّ عَلَى عَرَبِيٍّ، وَلَا لِأَحْمَرَ عَلَى أَسْوَدَ، وَلَا أَسْوَدَ عَلَى أَحْمَرَ إِلَّا بِالتَّقْوَى، أَبَلَّغْتُ ؟ قَالُوا: بَلَّغَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، ثُمَّ قَالَ: أَيُّ يَوْمٍ هَذَا ؟ قَالُوا: يَوْمٌ حَرَامٌ، ثُمَّ قَالَ: أَيُّ شَهْرٍ هَذَا ؟ قَالُوا: شَهْرٌ حَرَامٌ: قَالَ: ثُمَّ قَالَ: أَيُّ بَلَدٍ هَذَا ؟ قَالُوا: بَلَدٌ حَرَامٌ، قَالَ: فَإِنَّ اللَّهَ قَدْ حَرَّمَ بَيْنَكُمْ دِمَاءَكُمْ وَأَمْوَالَكُمْ وَأَعْرَاضَكُمْ كَحُرْمَةِ يَوْمِكُمْ هَذَا، فِي شَهْرِكُمْ، هَذَا فِي بَلَدِكُمْ هَذَا، أَبَلَّغْتُ ؟ قَالُوا: بَلَّغَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: لِيُبَلِّغْ الشَّاهِدُ الْغَائِبَ
Artinya :
Nabi Muhammad saw bersabda: “Wahai manusia, sesungguhnya ayahmu satu dan sesungguhnya ayahmu satu. Ketahuilah, tidak ada keunggulan orang Arab atas non-Arab, tidak pula non-Arab atas orang Arab, serta tidak pula orang berkulit hitam atas orang yang berkulit merah. Yang membedakan adalah taqwanya.” (HR. Ahmad).

Dalam Surat Albaqoroh ayat 281 disebutkan
وَاتَّقُوا يَوْمًا تُرْجَعُونَ فِيهِ إِلَى اللَّهِ ۖ ثُمَّ تُوَفَّىٰ كُلُّ نَفْسٍ مَا كَسَبَتْ وَهُمْ لَا يُظْلَمُونَ
Artinya:
Dan jagalah dirimu dari (adzab) di hari yang pada waktu itu semua dikembalikan kepada Alloh, kemudian masing-masing diberi balasan sesuai dengan apa yang mereka perbuat dan mereka sama sekali tidak teraniaya.

Dalam dalil-dalil tersebut disebutkan tentang kesamaan dasar semua manusia. Alloh pun hanya akan membalas kita sesuai seberapa banyak energi potensial yang kita gunakan. Hal ini bukan hanya terjadi dalam masalah Pahala dan siksa, namun dalam segala hal, dalam potensi mendapatkan materi (a.k.a kekayaan) ataupun Cinta kasih dan perhatian.
Sering saya menyebutkan tentang MentalKere dan Mental Keberlimpahan. Hal ini erat hubungannya dengan potensi energi yang dimiliki tiap orang sebenarnya sama, yang membedakan hanyalah Mindsetnya dalam memahami keberadaan energi yang sangat besar ini.

Mental Kere di sini maksudnya adalah mental/mindset selalu merasa kere/kurang dalam suatu hal, misalnya harta. Sebanyak apapun jika merasa kurang dan tak menyadari bahwa sesungguhnya Jumlah secara kasat mata tak ada hubungannya sama sekali dengan jumlah energi yang tak kasat mata, maka yang akan terjadi adalah kekurangan yang nyata, karena penggunaan energi potensial yang sangat minim.

Mental kere di sini jika didefinisikan adalah suatu mindset/mental yang terlalu bernafsu untuk mengambil sebanyak2nya dari orang lain untuk disimpan atau digunakan secara pribadi sendiri. Sedangkan mental keberlimpahan adalah suatu mindset/mental yang selalu merasa cukup sehingga senantiasa tergerak untuk selalu memberikan dan menyebarkan kepada orang lain.

Tak dipungkiri memang bukanlah hal yang mudah bagi sebagian orang untuk serta merta memiliki mental keberlimpahan. Hal ini dikarenakan sejak kecil lingkungan kita sudah diajarkan untuk selalu mengumpulkan dan mengumpulkan, serta kejadian yang dialami secara kasat mata adalah jika kita mengumpulkan maka yang terjadi adalah bertambah. Sedangkan di ranah yang lebih halus dan lebih dalam, kejadiannya adalah sebaliknya dari dimensi kita saat ini. Semakin kita mengumpulkan maka semakin kita kekurangan, namun semakin dia dikeluarkan dan dialirkan maka semakin banyak. Hal seperti ini sebenarnya sudah dikenalkan sejak dini bila kita pernah nyantri. Dalam kitab Ushul Fikih, ada satu qoidah Fikih yang berbunyi
كل ما تجاوز على حده انعكس الى ضده
Artinya:
  Segala hal yang melebihi batas maka akan terjadi yang sebaliknya

Dalam Qoidah lain disebutkan

الاشياء اذا اتسعت ضاقت واذا ضاقت اتسعت
Artinya: Sesuatu itu jika dibuat luas/bebas maka dia akan menjadi sempit dan jika dijadikan sempit maka akan meluas.

Kita contohkan saja lebih mudahnya.
Anak saya Nazihah, umurnya masih 2 tahun, tapi sangat kemlinthi. Makan tak mau disuapi, suka bawa2 piring dan gelas ke mana pun dia suka. Di rumah saya membebaskan dia untuk melakukannya, tanpa sedikitpun saya marahi, hanya saya awasi saja. Suatu hari dia melakukan hal itu di rumah ibu saya, sontak ibu saya kaget dan berteriak, dan yang terjadi adalah anak saya benar2 memecahkan piring yang dibawanya, total 3 piring sudah dia pecahkan di rumah Ibu saya, padahal di rumah dia tak satu pun memecahkan piring.


Hal seperti ini juga berlaku baik dalam hal rejeki berupa uang, semakin kita bernafsu mengumpulkannya, maka akan semakin tercerai berai, namun semakin kita suka berbagi maka semakin dihampiri. Juga dalam hal mendapatkan cinta kasih dan perhatian, coba saja, ibu2 sedikit2 telpon suami ibu2, marahi hobinya, baik itu ngeGame, nembak, mancing, maupun nonton bola. Saya Jamin ibu2 akan jadi istri di alam kasat mata tapi tidak di hatinya😁, yaitu jika suatu hari ibu2 harus pergi misal untuk reunian atau menginap di suatu tempat untuk suatu urusan, maka suami akan sangat merasa merdeka, bukankah itu ngenes?? Namun jika sebaliknya maka yang akan terjadi adalah sebaliknya (catatan :Jangan coba2 modus sama Tuhan). Karena jika disadari, tak ada seorang pun yang bisa mengambil Hak yang seharusnya kita dapatkan sebagai hasil dari energi yang telah kita upayakan. Memang secara kasat mata tak langsung terlihat, namun semesta dg segala keunikan dan keajaibannya akan senantiasa menyimpan dan mengembalikan energi yang seharusnya didapat ke pemilik yang seharusnya. 

Maka hal yang lumrah jika ada sesorang yang hobi korupsi, suatu saat akan ditagih dg tercyduknya dia, atau masalah kesehatan, atau bisa jadi masalah keluarga. Karena dia sudah mengexploitasi energi lebih besar dr yg seharusnya dia dapatkan, sehingga dia harus membayar sejumlah yang telah dia gunakan. Dan terkadang ada seseorang yang selalu ditimpa keberuntungan, ternyata saat kita kilas balik, dia begitu dermawan dalam berbagi energi baik energi berupa kekuatan badan maupun materi berupa uang.

Karenanya marilah kita berbenah dan senantiasa memperbaiki diri, memupuk mental keberlimpahan yang suka berbagi, bukan mental kere yang gemar menuntut

wallohu A'lam Bishshowab

Komentar